....Betapa hatiku tak akan pilu....
......Telah gugur pahlawanku, .........
......Betapa hatiku tak akan sedih....

.....Hamba ditinggal sendiri.........


Sosok yang kontroversial itu telah pergi, meninggalkan sejuta kenangan. Bapak pembela kaum minoritas dan penegak demokrasi, Pluralisme dan humanisme tidak hanya meninggalkan seorang istri dan ke-4 putri namun bangsa Indonesia juga telah kehilangan. Betapa kami akan selalu mengenangmu wahai Bapak bangsaku.


Gus dur adalah pemimpin yang begitu gigih memperjuangkan semangat toleransi dan perdamaian. Walaupun banyak orang yang mencibir dan mencemooh namun banyak juga yang menyanjung beliau. Beliau adalah sosok pembela yang benar, ia berani berbicara dan berkata yang sesuai dengan pemikirannya yang dianggap benar meskipun akan berseberangan dengan banyak orang. Pembelaannya terhadap kaum minoritas dirasakan sebagai hal yang sangat berani, Reputasi ini menonjol di akhir Era Orde Baru, begitu menonjolnya sehingga beliau di tuduh lebih dekat dengan kelompok minoritas daripada komunitas muslim sendiri padahal Banyak orang yang mengatakan bahwa Gus dur setara dengan para wali karena kemampuannya yang diatas rata rata dan kecerdasannya yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Menurut Ahmad Dani Gus dur adalah pemimpin masa depan, beliau tidak segan segan membela kaum yang tertindas sampai titik darah penghabisan sedangkan Dr. Natali Mobini Kesheh (australian baha'i community) mengatakan bahwa satu satunya pemimpin islam dunia yang begitu akomodatif terhadap komunitas baha'i adalah Gus Dur sementara Dr. Larry Marshal menyebut Gus Dur sebagai pemikir cemerlang yang memiliki pandangan luas. Bahkan Marshal sangsi Indonesia bisa melahirkan seorang pemikir seperti Gus Dur. Gus Dur adalah Tokoh NU yang membawa keluar pesantren ke kancah urban dan ilmiah. Walaupun besar di tengah suasana keislaman tradisional namun berkorbar pemikiran yang modern.



Karir Organisasi NU
Pada Awal tahun 80-an Gus Dur terjun mengurus NU, Gus Dur berhasil mereformasi sistem pendidikan dan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas pendidikan pesantren sehingga dapat menandingi sekolah sekular. Selama menjabat pengurus NU Gus Dur dinilai kritis terhadap pemerintah Soeharto. Gus Dur menjabat selama 2 periode namun ketika mengajukan diri untuk kali ke tiga beliau mendapat tentangan dari presiden Soeharto namun Gusdur tetap terpilih sebagai ketua NU untuk masa jabatan yang ke tiga. Pemikiran Gusdur dalam ke NU-an " NU tidak boleh menjadi partai politik karena itu NU harus di kembalikan ke khitoh, NU harus bergerak sebagai rahmatal lil alamin atau civil sociaty.(Hasyim Asy'ari ketua PBNU)

Pengabdian Presiden Ke-4
Gus dur tidak pernah memposisikan dirinya pada suatu posisi karena beliau adalah multi position hal ini terjadi ketika pasca kejatuhan rezim orde baru 1998, Indonesia mengalami disintregrasi kedaulatan negara, mengahadapi hal itu Gus Dur melakukan pendekatan secara lunak terhadap daerah yang berkecambuk. Terhadap Aceh Gus Dus memberikan opsi referendum otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum Timor timor, Pendekatan lebih lembut terhadap Aceh dengan mengurangi jumlah personel militer dinegeri serambi Mekkah itu. Begitu pula dengan Irian Jaya Gus Dur melakukan kunjungan ( netralisasi) ke ibukota irian jaya pada tanggal 30 Desember 1999 selama kunjungannya beliau berhasil menyakinkan pemimpin pemimpin papua bahwa ia mendorong penggunaan nama papua. wawancara dengan Gusdur " Sebagai seorang demokrat saya tidak bisa menghalangi keinginan rakyat Aceh untuk menentukan nasib sendiri, Tetapi sebagai seorang republik saya diwajibkan untuk menjaga keutuhan negara republik Indonesia" (radio netherland)

Selain usaha perdamaian dalam wadah NKRI, Gus Dur disebut sebagai pioner dalam mereformasi militer agar keluar dalam ruang politik. Di bidang Pluralisme Gus Dur menjadi Bapak Tianghoa Indonesia, beliau adalah pencetus tahun baru Imlek sebagai hari libur nasional serta berani membela orang tianghoa untuk mendapat hak yang sama sebagai warga negara serta meresmikan konghucu sebagai agama resmi ke-6 di Indonesia. Gusdur bersama Hasyim Muzadi dan Profesor Wahono pernah merumuskan "masing masing agama mempunyai kemandirian dan punya jati diri agama masing masing tetapi setiap agama mempunyai toleransi setingkat jati dirinya (Ko eksistansi, multi eksistansi dan Pro Eksistensi). Menurut Frans Magnis Suseno Gusdur adalah seorang demokrat dan kombinasi antara kyai dan raja jawa, tidak ada orang yang sama gusdurnya karena gusdur adalah orang yang unik. Masih menurutnya Gus Dur akan mengatakan apa yang mau dia katakan.

Beliau juga merupakan pemimpin yang pertama yang menyatakan permintaan maaf kepada para keluarga PKI yang mati dan disiksa dalam gerakan pembersihan PKI oleh pemerintah orde baru dalam hal ini Gus Dus adalah tokoh pahlawan yang anti diskriminasi, Beliau adalah inspirator bagi para pemuka agama untuk melihat kemajemukan suku, agama dan ras di Indonesia sebagai bagian dari kekayaan bangsa yang harus dipelihara dan disatukan sebagai kekuatan pembangunan bangsa yang besar.

Sebagai seorang presiden beliau tidak pernah membeda bedakan antara pejabat maupun rakyat biasa hal ini bisa dilihat begitu mudahnya akse untuk menemui presiden selama beliau menjabat, bagi Gusdur apapun rasnya adalah sama dan harus diperlakukan sama.


Tiga Prinsip hidup Gusdur:
1. Akan selalu berpihak pada yang lemah
2. Anti diskriminasi dalam bentuk apapun
3. Tidak pernah membenci orang walaupun disakiti.


Layakkah Gusdur menjadi Pahlawan Nasional??
Perdebatan mengenai gelar pahlawan nasional terhadap Gusdur masih menjadi polemik, banyak orang yang mendukung namun juga ada yang masih ragu terhadap pelabelan tersebut. Menurut Anhar Gonggong (sejarawan) gusdur layak menjadi pahlawan karena pengabdian dan kehidupan beliau yang didedikasikan untuk rakyat Indonesia selain itu karya karya dan pemikiran gusdur bisa menjadi tolak ukur untuk menjadi pahlawan nasional, sedangkan partai PKS melihat bahwa lebih baik mendalami gusdur tanpa ada label label karena gusdur mungkin akan lebih besar dari yang dibayangkan, menurut Priyo Budi Santoso dari partai Golkar menilai bahwa antara Gusdur dan Soeharto sama sama layak untuk menjadi pahlawan nasional karena sama sama menjadi orang yang besar dan pemimpin bangsa yang telah berjasa di republik ini meskipun setiap manusia punya kekurangan masing masing. menurutnya setiap mantan presiden berhak mandapat gelar pahlawan karena hanya segelintir orang yang bisa menjadi Presiden. Sedangkan dari partai PDIP mengatakan Gusdur memang layak bergelar pahlawan karena kontribusinya yang mengenalkan ke dunia internasional bahwa islam adalah agama yang rahmatal lil alamin.

Selamat jalan GusDur
Gus Dur meninggal pada tanggal 30 Desember 2009 di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta pukul 18.45 akibat komplikasi berbagai penyakit. Selamat jalan Gus Dur, selamat jalan Bapak Bangsaku perjuanganmu akan selalu kami teruskan. Teruslah hidup di hati kami walaupun engkau tanpa gelar pahlawan dari pemerintah ataupun penamaan nama jalan namun engkau adalah pahlawan di hati kami. (diambil dari berbagai sumber.)



" Tidak penting apapun agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu" Gus Dus ( Hermawi Taslim)




0 Comments:

Post a Comment